Kamis, 01 Desember 2016

PTKI Dan Diri Yang Membiru

Alhamdulillah, tulisan kali ini aku mau cerita tentang sedikit cerita kehidupan di PTKI ( Politelnik Teknik Teknologi Kimia Industri) sering di plesetin mahasiswa (Politeknik Tak Kenal Istirahat) salah satu kampus di bawah naungan kementerian Perindustrian RI. 
Setelah lama mendekam di Asahan dan akhirnya sekarang aku kuliah di PTKI tercinta. Banyak banget hal-hal yang bikin aku geleng geleng kepala sendiri, menyadari bahwa banyak hal yang aku baru tahu dan ga habis fikir.

Setidaknya ada beberapa hal yang aku rasain disini

Yang pertama,  Iklim Belajar Yang Gak Manusiawi dan Dosen serta Asisten Laboratorium yang Berwatak Predator Penguasa Rimba.

Awal masuk dosen sudah mengingatkan "disini bukan tempat main-main, bukan kampus untuk tempat nongkrong-nongkrong"
Kupikir ini sejenis gertakan jambu, tapi ternyata, jangankan nongkrong, nafas aja susah, seriusan!!

Kalo SMA dulu, kalo ada tugas masih bisa SKS alias sistem kebut semalam, bahkan tugas yang disebut tugas besar bisa diselesaikan H-2 dengan bantuan teman yang kesetiaannya kayak udah terikat janji tumpah darah. Disini boro boro H-2, tugas kecil, tugas upil, tugas ketombe ataupun tugas mikroba atau apalah namanya, kalau mau gak stress kudu di kerjain 2 tahun sebelumnya.

Laporan praktikum yang selalu dirindukan, dengan mesin tik, yang suaranya terus menggema hingga fajar tiba, ohh... Sudahlah,,,, hayati lelah bang.
Hebatnya setelah capek capek ngerjain tuh laporan, asisten dengan gampang mengatakan laporan itu salah dan buruk sekali. Oh no beibeh.. 'pulangkan saja aku pada ibuku atau ayahkuuu..... '

Pedih
Kampus aktif sampai jam 6 sore, tapi tuh kampus bener bener aktif seharian, masuk pabrik, nge lab sana sini, acc, sampai beberapa mahasiswa bersahabat dengan tipus dan asam lambung, wadduuuuh cintaa.  AKu sayang sekaliiiii.... Doraemoooon.
Iklim belajar yang gak manusiawi ini memang cukup memakan korban. Banyak mahasiswa yang menghilang tiba tiba, bahkan kemarin sempat terdengar berita ada yg bunuh diri. Oohh nooo...

Yang Kedua, Tipikal Obrolan Dan Humor Yang Susah Dipahami Mahasiswa Pada Umumnya

Kalo lo lagi ngumpul sama teman temanlo, apasaja sih yang di obrolin? Pasti ga jauh jauh dari kegiatan sosial sehari hari, macem cewek/cowok lu yang ngeselin, atau cerita emaklo yg baru pulang umroh, mungkin juga tentang artis artis yang ketauan make narkoba.

Aku : "Kenalin aku wahyu"
Si A : "ha"
Aku : "lo aslinya orang mana? "
Si A: "Asahan"
Aku : "oh sama dong aku juga"
Sih A : "ok"
Fix, apa cuma gue di dunia ini yg nemu orang bahkan sesama penggemar teletubies aja pasti seneng banget dan langsung bisa ngobrol ngalur ngidul dari A sampai Z

Tapi akan beda ketika lo ngomongin Ilmu Pengetahuan.

Sih A : "yu, kau tau reaksi pemecahan trigliserida? "
Aku : "waduh aku lupa"
Si A : " Sumpah lo ga tau? Itukan oleokimia banget. Bla bla bla bla..... "

Disini gosip seputar Nikita Mirzani dan prostitusi artis (lagi lagi) atau kabar burung oprasi plastiknya aurel hermansyah, kalah dibanding berita teknologi terbaru pada pengolahan kelapa sawit.

Dari segi pembicaraan sudah absurd dari segi humor lebih parah lagi.
Aku ga ngerti
"Kalau begini akupun jadi sibuk, berusahaa mengejar ngejar diaaa, matahari menyinari semua perasaan cinta, tapi mengapa hanya aku yg dimarahiiiii. "

Aku pikir aku hampir menyerah, beruntung banyak orang yang selalu mensuport aku, Ibu ku selalu menghibur setiap aku nelpon buat cerita cerita karena depresi berkepanjangan.
Dan juga Allah mengirim -sohib gue di sejiwa sekata dan makasih juga buat para marbot ganteng.

Tulisan ini mengingatkan bahwa bagaimanapun keadaannya, tetap percaya pada mimpi mimpi kita, percaya pada kemampuan diri kita diiringi permohonan kepada Yang Maha Segalanya adalah yang paling penting. Kedepan pasti tantangan akan lebih berat lagi. Tetapi aku ingin dengan mengingat pencapaian kecil ini semangat dan antusiasmeku takkan pernah padam.

Temukan aku di ig : yu_ramadhan

Kamis, 24 November 2016

Pelembut Hati

Bagaikan kupu-kupu yang terbang drngan keindahan dirinya.
Betapa serinnya ia melihat bayangan dirinya yang terpantulkan oleh riak air seakan akan bagaikan bintang yang berkilauan, sedang permukaan air adalah cakrawalanya.
Ia terbang mengelilinginya, menatapinya dan merindukan seandainya dapat hinggap padanya. Akan tetapi hampir saja ia binasa tenggelam seandainya ia tak segera sadar. Itulah gambaran jiwa yang beriman, mustahil membodohi dirinya.
Jelas sekali perbedaan antara kesesatan dan petunjuk baginya.

Rabu, 26 Oktober 2016

Berita melayukan harapan- cerita pendek yuramadhan

Langit kembali menyapa, matahari pagi pun tersenyum. Mengisyaratkan para keluarga untuk menghabiskan pagi di hari minggu itu, lain keluarga yang bermalas malasan dan tetap bekerja.
Langit serasa sangat bersahabat, ikut merayakan hangatnya bersama keluarga pun serasa sangat indah. Sangat hangat.Cinta menumpuk di sana, seperti ingin waktu itu tetap diam. Ayah

Bebrapa orang di desa itu memiliki tradisi tersendiri untuk menghabiskan waktu mereka. Walaupun hanya sekedar duduk dan tetap diam di depan televisi.
"ayah lihat rambutmu sudah mulai panjang, ganti bajumu kita pergi potong rambut, agar ibumu tetap mengenal kita sebagai pria tertampan yang pernah di kenalnya".
AKu masih mencoba merayu ayah agar tak memotong rambutku, tetapi sorot pandang ibu mengarahku lebih mampu merayuku untuk tetap mengikuti perintah ayah.

Seperti sudah mengerti, seniman rambut yang sudah di anggap mahir dan biasa oleh Ayah.  Tidak boleh dengan gaya ku inginini.  Aku memang harus mengamini perintah pria hebat itu, ya..  Pria yang beribu kali lipat lebih hebat dari seorang superman. Dan aku berjanji untuk  tetap menyayanginya sampai kapanpun. Hasil potongan yang sama. Tidak menampik pandangan orang bahwa kami adalah keluarga yang sangat harmonis, mungkin seharmonis daun dan ranting, terkadang melambai kearah yang sama.

   Ruang tamu yang hampir bertemu dengan dapur rumah dengan pemisah dinding triplek berdiri kaku, terhiasi foto lelaki gagah bersama istri dan ketiga anaknya. Satu lelaki dan dua perempuan.
Bila dilihat dengan perhatian lebih, lelaki di foto itu persis menyerupaiku, hampir keseluruhan, berdiri gagah.
Teh sudah tak terlalu panas, sudah mulai tak sabar untuk segera dicumbui. Gelas kaca bening menjadi wadah teh dan air untuk berkolaborasi. Serutan pertama dengan di temani sepiring kripik menambah ramai suasana.
"Nak, kau harus belajar dengan baik, anak laki laki itu harus hebat, ia mampu menjaga adik adiknya dengan baik".
Mungkin setupan teh tadi membangunkannya dari kesibukan rutin yang monoton, dan memilih bercengktama denganku. " iya yah.. Abang ngerti yah " aku masih mencoba merenungi celetukannya tadi, diam. Tetap diam, sepertinya aku makin mirip dengan ayah yang hobi mendiamkan orang sekitarnya.

   Siara ring tone hp lamabhitam itu berdering kencang, diraihnya dengan cepat tanpa melihat siapa namanyang tertulis di layarnya. Entah mengapa setelah mengangkat telpon itu ayah mengangkat telpon itu, ia langsung bergegas untuk pergi, entah dari siapa telpon itu. Kembali aku menerka bahwa itu dari rekan kerjanya, paling ada berita yang harus di liput. Karenanyang ku tahu ayah adalah seorang jurnalis.
Bersiap dengan cepat dan berpakaian sangat rapi.
Pergi dengan membawa restu dari anak istrinya, salam yangan dan kecupan di keningku itu sangan membuat kami merasa sangat hangat. Penuh cinta.

Siang itu aku masih bermain dengan anak anak desa lainnya, seperti biasa, dengan senang dan penuh bahagia.  Entah mengapa kenapa ada saja orang yang ingin menghancurkan kebahagiaanku. Aku di jemput dan di paksa untuk pulang oleh orang suruhan ibu.

  Tenda tenda terpasang, dengan kursi yang tersusun raoi, tiang tiang yang telah berkarat, terpal terpal yang beberapa talinya tersangkut kencang di pohon-pohon pisang di sana.
Aku diperkenankan untuk segera mandi dan memakai pakaian yang telah tergeletak di atas tempat tidurku. Tak dapat ku baca ekspresi seluruh orang di rumah ini.
Tiba tiba rumah menjadi ramai disusul oleh mobil yang telah aku kenal namanya. Adalah ambulan yang tiba tiba terparkir di depan rumahku.
Apa ini?
Ada apa?
Masih menjadi pertanyaan beaar dalam benakku.
  Seorang pria di turunkan dari ambulan itu, di sambut tangis seluruh kerabat, siapa dia?

  Kembali aku melihat kearah foto yang melekat pada triplek rumah ini, wajahnya sama persis dengan pria yang diturunkan dari ambulan tadi.
Kecelakaan itu telah merenggut nyawanya. Sontak hati ini seperti hancur, darah ini mengalir kencang seprti terpaan sunami, isi kepala sudah seperti terkena hentakan dahsyat. Hancur, semua serasa hancur. Super hero itu kini hanya hidup di dalam angan, kini iyab telah tertidur lelap.

Jumat, 23 September 2016

Syukur - kata kata hikmah

Assalamu'alaikum wr.wb
Alhamdulillah adalah kalimat yang paling indah yang keluar dari mulut ini. 
Syukur kembali kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah,  masih dan akan terus memberikan limpahan rahmat,  nukmat,  dan karunianya kepada kita untuk dapat beraktifitas selayaknya hamba Allah yang bertakwa.
  Syukur itu memang harus selalu ada di setiap helaan nafas kita,  karena pada dasarnya semua yang kita rasakan ini adalah nikmat dari Allah SWT. 
Nikmat yang takkan pernah bisa kita hitung dengan kalkulator secanggih apapun,  temuan mesin konversi secanggih apapun,  dengan bantuan ilmuan sehebat apapun,  niscaya takkan mampu menghitung nikmat Allah.
  Saudaraku sekalian,  jangan lah kita risau dengan keadaan kita sekarang,  hiasilah selalu dengan syukur.  Jikalau kedudukan,  harta dan status sosial yang kita permasalahkan,  jangan takut,  innallaha maana. 
  Karena jika Allah menilai manusia dari kedudukannya, mustahil Allah menenggelamkannya di laut merah, 
Jikalau Allah menilai manusia dari hartanya,  mustahil Allah membenamka Qorun bersama harta nya.
Jikalau Allah menilai manusia dari status sosialnya mustahil Allah memuliakan seorang Bilal bin rabbah yang hanya seorang budak,  namun setiap suara langkah kakinya terdengar hingga surga.
Oleh karena itu saudara saudaraku,  mari kita jalani hidup ini dengan penuh ke syukuran kepada Allah SWT.
Karena barang siapa yang bersyukur aka nikmat yang di berikan Allah padanya,  maka niscaya nikmat itu akan Allah tambah,  sebaliknya barang siapa yg kufur akan nikmat yang telah di berikan Allah maka ingat,  azab Allah sangat pedih.

Wassalam...

Selasa, 13 September 2016

Kulaporkan hatiku

Semula aku tetap bertahan ,…
Untuk membiarkan ini menjadi rahasiaku dan hatiku,...
Tetap berbaik sangka, itu hanya fluktuasi cinta,...
Akhirnya…
Saat kurasa semakin kering,…
Namun menyentuhnya semakin dingin,…
Saat merasakannya… yang ada hanya hambar,…

Tuhan, kulaporkan hatiku
Disaat aku melongok ke dalamnya,…
Duhai.. aku tak bisa melihat begitu saja
Karena kegelapan telah menutupinya,…
Aku membutuhkan cahaya takut pada-Mu…
Yang masih kusimpan baik dalam rahasiaku

Ya Tuhan,
Kulaporkan hatiku,…